Sabtu, 03 April 2010

Terorisme di Indonesia

Pada saat ini tindak terorisme sering terjadi di Indonesia, hal ini terjadi karena semakin berkembangnya tindak terorisme di Indonesia bahkan di dunia, Pihak kepolisian tidak henti- hentinya memburu para pelaku terorisme.
Dulmatin menjadi sosok sentral yang menyatukan kelompok-kelompok teroris itu. HASIL analisis berbagai pengamat dan Polri menunjukkan tiga faksi besar jaringan teroris di Indonesia mulai berkolaborasi. Ketiga faksi itu adalah Jemaah Islamiyah (JI), Darul Islam (DI), dan kelompok Ambon-Poso.

Fakta itu terungkap pascapenyergapan tersangka teroris di Leupung, Aceh Besar, termasuk tewasnya dua tersangka teroris, Encang Kurnia alias Jaja dan Pura Sudarma alias Muttaqin, yang salah satunya ternyata merupakan guru Imam Samudra. Kolaborasi mereka terjadi berkat usaha penyatuan yang dilakukan Dulmatin, buron teroris bom Bali I yang tewas di Pamulang. "Dulmatin mengoordinasikan kelompok-kelompok radikal Banten-Aceh," kata Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi di Jakarta, kemarin.

Ito memaparkan kelompok Encang Kurnia dan Pura Sudarma diajak Dulmatin untuk bersatu dan berlatih bersama. "Dari kesaksian para tersangka terungkap pula bahwa Dulmatin-lah yang merekrut anggota baru kelompok itu," papar Ito. Pengamat terorisme Dynno Chressbon meneguhkan pernyataan Ito. Dynno melihat pemilihan Aceh sebagai tempat pelatihan sudah direncanakan secara matang. Ia menyatakan ada kesepakatan untuk membentuk Republik Islam Aceh yang digagas NII (Negara Islam Indonesia), DI, dan JI di Aceh.

"Mereka sudah menetapkan itu sejak 1999. Mereka rapat pada 15 Desember 1999, masuk Aceh pertama kali diwakili oleh Aiman Attawakil Umar Al Farouk," papar Dynno saat dihubungi, kemarin. Ia juga meyakini Al-Qaeda ikut membiayai pelatihan terorisme di Lamkabeue, Aceh Besar. "Ada donatur yang diutus oleh Al-Qaeda datang ke Jakarta bernama Basir Abdul Latif pada 21 November 2009. Dia ditangkap ketika sampai di Bandara Soekarno-Hatta dan 17 Desember 2009 dideportasi ke Filipina."

Tidak aneh
Ia merangkai keterkaitan Dulmatin dengan kelompok-kelompok lain yang bergabung di Aceh. Menurut dia, Dulmatin, Imam Samudra, Heru Kuncoro, dan Hambali merupakan teman dekat. Semuanya saling mengenal setelah sama-sama bertempur di Ambon. Tim itu pulalah yang kemudian terlibat di Aceh. "Ajengan Jaja itu merupakan guru Imam Samudra. Ketika berlatih di Aceh dan dia hadir, itu berarti dia memanggil seluruh muridnya bergabung menjadi satu kesatuan," imbuh Dynno.

Bergabungnya mereka juga karena saling terkait dalam pelatihan di Filipina Selatan. Selama berlatih, mereka diurus Umar Patek dan Zulkarnaen. "Jika mereka bergabung, itu tidak aneh."Pengamat terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo juga melihat berkumpulnya tiga faksi, yakni JI, DI, dan grup Ambon-Poso, bukan sesuatu yang aneh. "Mereka saling mengenal dengan Umar Patek sebagai lemnya. Bergabungnya mereka untuk memperbesar kemampuan," ujar Mardigu.

Di sisi lain, peneliti terorisme Al Chaidar menyebutkan kedatangan Dulmatin ke Indonesia bertujuan mempersiapkan revolusi besar di Jakarta. Pelatihan di Aceh, tukasnya, dimaksudkan untuk membentuk pasukan yang menjadi garda revolusi terdepan di Ibu Kota. "Revolusi itu awalnya direncanakan dalam waktu dekat ini, maksimal enam bulan ke depan," terang Al Chaidar.

Bergabungnya kelompok-kelompok terorisme itu, tukas dia, bukan sesuatu yang spesial. Pasalnya, mereka alumnus Afghanistan yang kembali ke Indonesia pada 1989. "Ada 5.000 orang Indonesia yang menjadi alumnus.
dari ke 7 teroris di indonesia yang telah di nyatakan tertembak adalah sebagai berikut :
1. Dulmatin asal Pemalang,
2. Jaja alias Slamet asal Bandung,
3. Uzt Ardi alias Arham asal Bandung,
4. Iwan Suka Abdulah asal Aceh,
5. Marzuki asal Aceh,
6. Ridwan alias Nico asal Sulawesi Selatan, dan
7. Hasan Nur alias Blackberry asal Filipina.
Nah itulah diatas 7 dari 31 nama DPO teroris di indonesia yang telah berhasil di tembak mati oleh pihak kepolisian negara republik indonesia, untuk itu berikut ini ada daftar nama kumplit dari 31 teroris yang masih buron, silahkan disimak di bawah ini.
1. Uzt Abu Yusuf alias Mustaqim. Menurut penelitian orang ini adalah pemimpin latihan, pelatih menembak dan map reading . Pria asal Lampung itu lulusan akademi militer Jamaah Islamiah Camp Hudaibiyah Mindanau.
2. Uzt Ziad alias Deni Suramto alias Toriq asal Solo
3. Uzt Ubaid alias Adi alias Jakfar asal Magetan
4. Abu Asma alias Pandu asal Solo
5. Rakhmat alias Tono alias Bayu Seno asal Solo
6. Usman alias Gito asal Lampung
7. Firin alias Rambo asal Solo
8. Abdullah Sonata. Dia adalah mantan napi kasus teroris yang menyembunyikan Dr. Azahari dan Noordin M Top selama pelarian serta terlibat dalam perencanaan latihan dan rekrutmen peserta latihan militer.
9. Pak Tuo alias Saptono asal Bandung. Dia salah satu pemegang saham Ekspedisi Sajirah.
10. Maulana alias Mukhlis alias Ruslan alias Lukman alias Zakaria asal Bogor. Dia bergabung dengan MILF di Pos Pawas, Mindanau. Dia bekas tahanan ISA Malaysia atas kasus percobaan pembunuhan Matori Abdul Jalil.
11. Mushab alias Subgho alias Holil. Dia bersama Dulmatin di Pamulang melakukan pengkajian (sisi Ruqyat) dalam taklim.
12. Kamal alias Abdul Hamid. Dia mencari target Amaliyah di Banda Aceh dengan melakukan survei lokasi yang akan dijadikan target.
13. Tongji alias Warsito alias Hasbi asal Pamulang.
14. Ali alias Fani asal Pamulang. Dia adalah adik ipar Dulmatin.
15. Babe alias Abu Hamzah alias Reza. Dia adalah sepupu artis Siren Sungkar asal Ciledug.
16. Abu Abi alias Yusuf asal Pandeglang Banten
17. Rauf alias Kholik asal Pandeglang Banten
18. Fadil asal Jawa Tengah
19. Zuhair asal Jawa Tengah
20. Nukman asal Banda Aceh
21. Muhsin alias Imam Muda alias Aconk asal Pidie
22. Ismail (tidak diketaui asalnya)
23. Wajah Cina asal Pandeglang
24. Taufik alias Abu Sayyaf alias Alek alias Nurdin asal Pidie. Dia adalah wakil panglima Al-Qaeda wilayah Pidie
25. Azqani alias Abu Musab alias Maratunsi asal Bireun. Dia adalah panglima Al-Qaeda wilayah Batee Iliek. Dia pernah latihan menembak di lapangan tembak markas Brimob Kelapa Dua, Depok
26. Abu Rincung asal Lhoksukon, Aceh
27. Abid asal Aceh Utara
28. Alek asal Aceh Utara
29. Abus Syam alias Syamsudin (tidak diketahui asalnya)
30. Ayub alias Abu Ishak asal Depok
31. Imam alias Yasir alias Harun asal Jakarta

Semoga tindak terorisme di Indonesia dapat di berantas oleh pihak kepolisian, bagaimanapun para teroris membuat semua masyarakat menjadi kawatir dan cemas. Maju terus kepolisian Indonesia.

Sumber :
seobloggerinc.org
www.mediaindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar